Selasa, 23 April 2013

METEKAP MASIH DIMINATI


METEKAP CARA TRADISIONAL YANG MASIH DIMINATI SEBAGIAN PETANI DITENGAH KEMAJUAN TEKNOLOGI
Oleh : I Putu Eka Budi Antara,S.P.


Salah seorang petani metekap di subak Saren

Di Bali dikenal istilah metekap, yaitu cara tradisional mengolah tanah pertanian dengan memanfaatkan tenaga sapi. Umumnya metekap mengunakan dua sapi yang diikat dengan alat dan digerakan oleh manusia.
 Metekap telah diterapkan sejak jaman dahulu secara turun temurun. Alat yang digunakan untuk metekap cukup sederhana, terdiri dari uga (alat yang terbuat dari kayu yang ditaruh di leher kedua sapi agar sapi berjalan kompak), tengala (alat yang diikat pada uga yang berbetuk memanjang), singkal (alat yang berfungsi sebagai pembalik tanah), dan lampit (alat untuk meratakan tanah).
Seiring dengan berkembangnya teknologi, metekap semakin hari mulai ditinggalkan oleh petani. Petani mulai beralih menggunakan traktor yaitu alat bajak yang lebih praktis dengan mengunakan tenaga mesin.  Namun  sebagian petani di subak Saren, Desa Budakeling, Kecamatan Bebandem, Kabupaten Karangasem masih metekap untuk mengolah tanah pertanian. Menurut I Nyoman Geriya (Klian subak Saren) ada beberapa alasan petani masih metekap ditengah kemajuan teknologi diantaranya :

Dapat menjangkau lahan yang sulit
          Peralatan metekap dapat menjangkau petakan sawah yang tidak dapat dijangkau oleh traktor. Apabila menggunakan traktor harus didukung lokasi yang baik dan ada jalan menuju lokasi. Selain itu traktor tidak mampu melewati sungai atau daerah berbukit. Traktor juga susah digunakan pada petakan sawah yang sempit. Sedangkan peralatan metekap lebih mudah dibawa dan mampu mengatasi hal-hal tersebut.

Hasil bajakan lebih dalam
          Hasil bajakan dengan metekap lebih dalam, hal ini disebabkan tanah terlebih dahulu diinjak oleh sapi sehingga tanah menjadi mudah untuk dibalik. Kedalaman tanah hasil bajakan juga bisa diatur dengan kerasnya tekanan.

Gulma lebih sedikit
          Dibandingkan dengan traktor teknik metekap dapat mengurangi gulma, hal ini disebabkan karena hasil metekap lebih dalam. Gulma yang telah dibalik juga diinjak-injak oleh sapi dan digenangi air sehingga gulma akan mati dan tidak dapat berkembang.

Tanah lebih gembur dan rata
          Membajak tanah dengan metekap dapat mengurangi gumpalan tanah sebab penghancuran tanah dibantu dengan injakan sapi.

Ternak sapi lebih sehat
          Ternak sapi yang merupakan tabungan bagi petani akan menjadi lebih sehat jika dimanfaatkan untuk metekap dibandingkan sapi yang hanya di rawat di kandang, hal ini disebabkan karena sapi dapat bergerak bagaikan olahraga saat metekap.

penulis, PPL Pertanian WKPP Budakeling, Kecamatan Bebandem



1 komentar:

  1. Setuju dengan ide penulis,tapi saat ini sangat susah mencari sapi yg digunakan/disewakan untuk membajak tanah.khususnya di Jawa,dan juga petani, sekarang lebih memilih kepraktisannya dengan "use" traktor. Mohon solusinya

    BalasHapus