Berikut merupakan miniatur pertanian Bali, didalamnya terdapat budidaya tanaman, balai Subak, jalan usaha tani, kantor UPTD Pertanian, SIMANTRI (Sistem Pertanian Terintregasi), bendungan, jaringan irigasi, dll.
Sabtu, 06 September 2014
MINIATUR VERTIKULTUR HEMAT AIR
Apabila anda memiliki pekarangan yang sempit dan kesulitan akan air, ada dapat membudidayaka tanaman terutama tanaman sayur yang memiliki umur pendek seperti sawi hijau, seledri, bayam cabut dll.
anda dapat membuat dengan talang air yang disusun, atau dengan pipa paralon yang di lubangi.
Berikut merupakan teknik budidaya vertikutur yang hemat air, kelebihannya adalah air tidak akan terbuang sia-sia dan penyiraman dilakukan cukup pada tanama paling atas saja.
Senin, 28 April 2014
CARA MUDAH MENCEGAH SERANGAN LALAT BUAH
CARA MUDAH MENCEGAH SERANGAN LALAT BUAH
Apakah buah-buah kesayangan anda yang tumbuh di pekaragan rumah sering busuk?? Misalnya buah mangga atau buah jambu biji yang terdapat bercak hitam, dan apabila dibuka terdapat ulat didalamnya. Tentu ini membuat anda jengkel karena buah yang anda tunggu-tunggu menjadi busuk dan gagal untuk dipanen.
Salah satu penyebab dari busuk buah tersebut adalah serangan lalat buah. Lalat buah merupakan hama yang menyerupai tawon yang banyak menyerang buah-buahan dan sayuran. Lalat buah dewasa ukuranya lebih kecil dari tawon, berwarna kuning dan sayapnya datar. Di bagian tubuhnya terdapat garis-garis hitam.
Lalat buah yang menyerang adalah lalat betina, dengan menusuk kulit buah, kemudian mengeluarkan telurnya dan menyimpan di dalam buah. Jumlah telur sekitar 100-120 butir. Setelah 2-3 hari telor tersebut akan menetas menjadi ulat dan memakan daging buah. Telur tekadang tidak hanya diletakan di dalam buah, tetapi juga pada bunga atau batang. Nah inilah penyebab dari busuk buah tersebut.
Kita dapat mencegah serangan lalat buat dengan membuat perangkap sederhana dengan menggunakan alat dan bahan sebagai berikut.
Bahan :
1. Botol plastik air mineral
2. Kawat
3. Kapas
4. Air bersih
5. Petrogenol (merupakan cairan yang mengandung bahan aktif metal eugenol yang memiliki bau yang khas, yang mampu menarik lalat buah jantan. Petrogenol bisa dibeli di toko pertanian terdekat dengan kisaran harga Rp 8.000)
Alat :
1. Pisau kater
2. Tang
Cara membuatnya adalah sebagai berikut :
1. Buatlah lubang-lubang kecil dengan diameter + 1cm di bagian tengah-tengan botol, 4 s.d 6 lubang dengan menggunakan pisau kater.
2. Buatlah lubang di tengah-tengah tutup botol dan masukan kawat sampai setengah dari bagian botol.
3. Gulunglah kapas di ujung kawat yang telah terpasang di tutup botol, kencangkan dengan menggunakan tang.
4. Lilitkan kawat di leher botol, yang nantinya untuk menggantung botol.
5. Masukan air ke dalam botol, sebanyak seperempat bagian.
6. Teteskan cairan petrogenol ke kapas yang telah di rekatkan dengan kawat sebanyak 0,12 - 0,25 ml.
7. Masukan kawat dan rekatkan tutup botol
8. Perangkap lalat buah siap untuk digunakan.
Pemasangan perangkap dikerjakan sejak pembentukan buah sampai panen. Pemberian petrogenol pada kapas dikerjakan setiap 4 minggu sekali. Dalam 1 ha pertanaman dapat dipasang 25 titik penempatan dengan jarak antar masing-masing perangkap 20 meter.
Mudah-mudahan dengan pemasangan perangkap lalat buah di pekarangan rumah atau di lahan perkebunan dapat menanggulangi serangan lalat buah yang menyebabkan buah-buahan atau sayuran menjadi busuk. Selamat mencoba.
Penulis : I Putu Eka Budi Antara,S.P (PPL WKPP Budakeling)
Apakah buah-buah kesayangan anda yang tumbuh di pekaragan rumah sering busuk?? Misalnya buah mangga atau buah jambu biji yang terdapat bercak hitam, dan apabila dibuka terdapat ulat didalamnya. Tentu ini membuat anda jengkel karena buah yang anda tunggu-tunggu menjadi busuk dan gagal untuk dipanen.
Salah satu penyebab dari busuk buah tersebut adalah serangan lalat buah. Lalat buah merupakan hama yang menyerupai tawon yang banyak menyerang buah-buahan dan sayuran. Lalat buah dewasa ukuranya lebih kecil dari tawon, berwarna kuning dan sayapnya datar. Di bagian tubuhnya terdapat garis-garis hitam.
Lalat buah yang menyerang adalah lalat betina, dengan menusuk kulit buah, kemudian mengeluarkan telurnya dan menyimpan di dalam buah. Jumlah telur sekitar 100-120 butir. Setelah 2-3 hari telor tersebut akan menetas menjadi ulat dan memakan daging buah. Telur tekadang tidak hanya diletakan di dalam buah, tetapi juga pada bunga atau batang. Nah inilah penyebab dari busuk buah tersebut.
Kita dapat mencegah serangan lalat buat dengan membuat perangkap sederhana dengan menggunakan alat dan bahan sebagai berikut.
Bahan :
1. Botol plastik air mineral
2. Kawat
3. Kapas
4. Air bersih
5. Petrogenol (merupakan cairan yang mengandung bahan aktif metal eugenol yang memiliki bau yang khas, yang mampu menarik lalat buah jantan. Petrogenol bisa dibeli di toko pertanian terdekat dengan kisaran harga Rp 8.000)
Alat :
1. Pisau kater
2. Tang
Cara membuatnya adalah sebagai berikut :
1. Buatlah lubang-lubang kecil dengan diameter + 1cm di bagian tengah-tengan botol, 4 s.d 6 lubang dengan menggunakan pisau kater.
2. Buatlah lubang di tengah-tengah tutup botol dan masukan kawat sampai setengah dari bagian botol.
3. Gulunglah kapas di ujung kawat yang telah terpasang di tutup botol, kencangkan dengan menggunakan tang.
4. Lilitkan kawat di leher botol, yang nantinya untuk menggantung botol.
5. Masukan air ke dalam botol, sebanyak seperempat bagian.
6. Teteskan cairan petrogenol ke kapas yang telah di rekatkan dengan kawat sebanyak 0,12 - 0,25 ml.
7. Masukan kawat dan rekatkan tutup botol
8. Perangkap lalat buah siap untuk digunakan.
Pemasangan perangkap dikerjakan sejak pembentukan buah sampai panen. Pemberian petrogenol pada kapas dikerjakan setiap 4 minggu sekali. Dalam 1 ha pertanaman dapat dipasang 25 titik penempatan dengan jarak antar masing-masing perangkap 20 meter.
Mudah-mudahan dengan pemasangan perangkap lalat buah di pekarangan rumah atau di lahan perkebunan dapat menanggulangi serangan lalat buah yang menyebabkan buah-buahan atau sayuran menjadi busuk. Selamat mencoba.
Penulis : I Putu Eka Budi Antara,S.P (PPL WKPP Budakeling)
Kamis, 13 Maret 2014
Penerapan PTT (Pengelolaan Tanaman Terpadu) Padi Sawah
Guna Meningkatkan Produktivitas
Oleh : I Putu Eka Budi Antara,S.P
PTT
(Pengelolaan Tanaman Terpadu) padi sawah adalah suatu pendekatan inovatif dalam
upaya peningkatan efisiensi usaha tani padi sawah dengan menggabungkan berbagai
komponen teknologi yang saling menunjang dan dengan memperhatikan penggunaan
sumber daya alam secara bijak agar memberikan pengaruh yang lebih baik terhadap
pertumbuhan dan produktivitas tanaman.
Pengelolaan
Tanaman Terpadu atau PTT padi sawah bertujuan untuk meningkatkan produktivitas
tanaman dari segi hasil dan kualitas melalui penerapan teknologi yang cocok
dengan kondisi setempat (spesifik lokasi) serta menjaga kelestarian lingkungan.
Dengan meningkatnya hasil produksi diharapkan pendapatan petani akan meningkat.
Untuk
mengenalkan PTT padi sawah kepada petani, pemerintah melalui Dinas Pertanian
TPH menyelengarakan kegiatan SL (Sekolah Lapang) PTT padi sawah. Pada tahun
2013 di Kabupaten Karangasem dilaksanakan 120 paket SL PTT padi sawah.
Komponen PTT Padi Sawah
Berikut
adalah komponen yang direkomendasikan dengan pendekatan PTT yaitu :
1.
Varieras
Tanam varietas
yang sesuai lingkungan setempat dan sesuai selera pasar. Pilih varietas yang
memiliki ciri sebagai berikut :
·
Dapat menyesuaikan diri terhadap
iklim dan jenis tanah setempat.
·
Citarasanya disenangi dan memiliki harga
yang tinggi di pasar lokal.
·
Daya hasil tinggi.
·
Toleran terhadap hama dan penyakit.
·
Tahan rebah.
2.
Benih
Gunakan benih bermutu/berlabel, Benih bermutu adalah benih
dengan tingkat kemurnian dan daya tumbuh yang tinggi, berukuran penuh dan
seragam, daya kecambah diatas 80 % (vigor tinggi), bebas dari biji gulma,
penyakit dan hama atau bahan lain. Gunakan selalu benih yang telah memiliki sertifikasi
atau label untuk mendapatkan benih dengan tingkat kemurnian tinggi dan
berkualitas atau benih bermutu yang diproduksi oleh petani.
3.
Pengolahan tanah
Pengolahan
tanah dapat dilakukan secara sempurna dengan dua kali pembajakan dan satu kali
garu. Pemilihan cara yang akan dilakukan disesuaikan dengan keperluan dan
kondisi. Faktor yang menentukan adalah kemarau panjang, pola tanam dan
jenis/struktur tanah.
4.
Persemaian
Lahan persemaian untuk 1 hektar
luasan lahan pertanaman sebaiknya 400 meter persegi (4% dari luas tanam) dengan
lebar bedengan 1 – 1,2 meter dan antar bedengan dibuat parit sedalam 25 – 30
cm. Saat pembuatan bedengan taburkan bahan organik 2 kg /meter persegi seperti
kompos, pupuk kandang atau campuran berbagai bahan antara lain kompos, pupuk
kandang, serbuk kayu, abu dan sekam padi. Tujuan pemberian bahan organik ini
untuk memudahkan pencabutan bibit padi sehingga kerusakan akar bisa dikurangi.
5.
Penanaman bibit
PTT (Pengelolaan Tanaman Terpadu)
padi sawah menganjurkan tanam menggunakan bibit muda atau kurang dari 21 HSS
(hari setelah sebar) dan jumlah bibit 1 – 3 batang per lubang karena bibit
lebih muda akan menghasilkan anakan lebih banyak dibanding menggunakan bibit
lebih tua.
6.
Tata tanam
PTT (Pengelolaan Tanaman Terpadu)
padi sawah menganjurkan untuk mengatur jarak dan populasi tanaman dengan
menerapkan sistem tanam jajar
legowo. Sistem tanam jajar legowo adalah
sistem tanam dengan pengaturan jarak tanam tertentu sehingga pertanaman akan
memiliki barisan tanaman yang diselingi oleh barisan kosong dimana jarak tanam
pada barisan pinggir setengah kali jarak tanam antar barisan. Sistem tanam
jajar legowo yang dapat diterapkan adalah sistem tanam jajar legowo 2 : 1 atau
4 : 1 dan penyulaman tanaman dapat dilakukan sebelum tanaman berumur 14 HST
(hari setelah tanam).
7.
Pemupukan
PTT (Pengelolaan Tanaman Terpadu)
padi sawah menerapkan pemupukan berimbang secara efektif dan efisien sesuai
kebutuhan tanaman dan ketersediaan hara dalam tanah. Pemupukan berimbang adalah
pemberian berbagai unsur hara dalam bentuk pupuk untuk memenuhi kekurangan hara
yang dibutuhkan tanaman berdasarkan tingkat hasil yang ingin dicapai dan hara
yang tersedia dalam tanah. Unsur hara yang dibutuhkan tanaman adalah unsur N
(nitrogen ; dalam bentuk pupuk urea), P (phospat ; dalam bentuk pupuk TSP/SP36)
dan K (kalium ; dalam bentuk pupuk KCL).
8.
Pengairan
Pengairan
dilakukan dengan sistem pengairan berselang (intermittent irrigation).
Pengairan berselang adalah pengaturan kondisi sawah dalam kondisi kering dan
tergenang secara bergantian.
9.
Pengendalian hama dan penyakit
Pengendalian hama dan penyakit
secara terpadu (PHT) merupakan suatu pendekatan pengendalian yang
memperhitungkan faktor ekologi sehingga pengendalian dilakukan agar tidak
terlalu mengganggu keseimbangan alam dan tidak menimbulkan kerugian yang besar.
Pengendalian hama dan penyakit
terpadu (PHT) merupakan perpaduan berbagai cara pengendalian hama dan penyakit
diantaranya dengan melakukan monitoring populasi hama dan kerusakan tanaman
sehingga penggunaan teknologi pengendalian dapat menjadi lebih tepat.
10.
Pengendalian gulma
Pengendalian gulma atau penyiangan
adalah kegiatan membersihkan pertanaman dari rumput dan tanaman yang tidak
dikehendaki keberadaannya (gulma) di areal pertanaman karena dapat mengganggu
perkembangan tanaman pokok. Penyiangan dapat dilakukan dengan cara mencabut
gulma dengan tangan, menggunakan alatgasrok (landak) atau
menggunakan herbisida.
11.
Pemanfaatan jerami
Manfaatkan
jerami sebagai pupuk organik, dengan tidak membakar jerami dan mengembalikan
jerami kedalam tanah.
12.
Panen dan pasca panen
Umur tanaman padi mungkin berbeda
antara varietas satu dengan varietas yang lainnya sehingga hal ini juga perlu
diperhatikan. Hitung sejak padi berbunga biasanya panen dilakukan pada 30 s/d
35 hari setelah padi berbunga. Jika malai telah menguning 95 % segera lakukan
pemanenan.
Wadah pengemas dapat menggunakan
kemasan karung, kemasan plastik dan kemasan yute. Kemasan harus dapat
melindungi gabah dari hama, kerusakan fisik terhadap goncangan dan mudah
dipindahkan. Simpan gabah dengan ditata rapi secara bertumpuk dan mendapatkan
sirkulasi udara yang baik. Sebaiknya kemasan atau karung disimpan tidak
langsung menempel pada dinding karena dapat mempengaruhi kelembaban padi dalam
kemasan.
(penulis, PPL Pertanian WKPP Budakeling)
Langganan:
Postingan (Atom)